Tampilkan postingan dengan label PUISIKU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PUISIKU. Tampilkan semua postingan

Surat Kepada Kawan


Aku ingin menyapamu, "Hai Kawan..." Tapi kalimat ini menggantung,
memenuhi rongga udara yang mulai kurasakan sesaknya
saat aku menyadari seuah kenyataan.

Aku pernah merutuki kenyataan saat semua benar-benar berubah,
saat tak ada lagi ruang untuk berbagi suka cita,
ruang di mana kau dan aku masih bersama sebagai, "sahabat"

Dulu, kau curahkan segala keluhmu, segala kesedihamu,
kita begitu akrab.
Dulu, kau paling gemar memotret diri dengan sunggingan senyum di wajahmu,
memperlihatkan gigi-gigimu yang putih

Aku mencoba meghibur diri, melupakan kebersamaan saat kau dan aku masih "sahabat"
berkenalan dengan dunia sekitarku, berkenalan dengan mereka yang juga
kuharap bisa menjadi sahabatku.
Namun, yang kutemukan hanya kehampaan.

Sesekali kuintip kabarmu melalui akun pribadimu,
nampaknya kau baik-baik saja. Selalu, dan begitu gumamku.
Mengambil dalih bahwa, tanpaku kau baik-baik saja.
Mengapa berat rasanya berdamai dengan perubahan darimu?

Jika kau bertanya, apakah aku baik-baik saja? Sejujurnya, aku berusaha terlihat baik-baik saja.
Mengejar potongan impian yang sempat terlupa kala itu.
Aku merasa kehilangan sesuatu, aku kehilanganmu kawan.

Aku takut menghadapi gelap sendirian, takut dengan sesuatu yang asing.
Dulu, kau pernah berjanji, akan selalu ada untukku, untuk mimpi-mimpi kita.
Bukankah kau yang paling meyakinkanku tentang mimpi-mimpi itu kawan?

Tapi, saat waktunya tiba, mengapa kau pergi dengan dirimu yang lain?
Meninggalkanku sendiri....  

-----------
November 2016
pic by google

Menjenguk Masa Lalu


Apakah kau ingat saat pertama kali menggenggam tanganku?

Kala itu, kau masih cantik, elok rupamu telah membuatku jatuh hati

Namun, bukan itu yang membuatku jatuh cinta

Hatimu mampu  meredamkan remuk amarah yang menggelegar kala aku emosi

Senyum di wajahmu meneduhkan pandanganku


Kau adalah sosok yang aku cari-cari dalam pengelanaanku

Kini, usiamu dan usiaku sudah memasuki usia senja

Namun, cinta yang kumiliki begitupun cintamu tak pernah pudar

Saat berjalan beriringan, kau selalu menggandeng tanganku


Di usia yang renta ini, giliran aku yang menggandeng tanganmu

Memapahmu yang  tak sanggup lagi menapaki jalan yang menanjak

Sayangku, aku masih mencintaimu bahkan di usia renta

Sesekali, aku menjenguk masa lalu

Mengingat-ingat pertama kali perjumpaan kita

Mengingat-ingat saat anak kita masih kecil-kecil

Sayangku, temani aku  menjenguk masa lalu

Bahwa kita juga pernah memadu kasih seperti sosok muda-mudi yang duduk berdua

Di ajungan Losari

-------
Oktober 2016
picture by google

Fivefoot Story - Terima Kasih Lelah

By: Bebhen Fivefoot
Aku bukan burung yang pandai terbang dengan sayap
Aku bukan bayangan yang apabila gelap akan menghilang
Apa yang menghalang hati ini berkembang
Atau mungkin karena kamu lebih betah dengannya?

Bukan lelah berharap,
Bukan menyesali doa yang telah terucap
Tapi hanya kau yang berhasil mengindahkan hati ini
Kau yang menanam rasa hingga matahari terbenam
Dimata, kita saling bertatapan hingga bayangan itu hilang

Aku menikmati penyesalan ini tapi bukan salahku
Ingat bukan salahku
Kau yang berangkat dengan metafora sesak 
Dan mengucapkan selamat tinggal disaat bingkai 
Cerita ini menjadi lelap

Malam ini kubelajar melihat bintang
Aku sadar ini sebuah tantangan 
Semoga bulan memberiku titik terang 
hingga aku tenang 

Mataku  dan matamu akan selalu melihat dunia,
Dunia tetap menyatukan kita walau hanya menampung cerita
Tanya  dan jawab tanpa jawaban
sekali lagi  Terimakasih lelah
 

Dear Bunda [1]

Apa kabar bunda, sehat?
----


Hanya mampu menatap fotomu dalam imajiku
ingin kupeluk erat tubuh yang dulu, selalu menimang-nimangku
kurindu suaramu sebelum tidur, nyanyian nina bobok dan dogeng-dongeng tuan putri,
kucari aroma masakanmu di dapur setiap kali perutku keroncongan, jangankan memakan masakanmu, aromanya pun tak dapat kucium lagi.

Apa kabar bunda, sehat? 
Begitu tanyaku setiap malam sebelum tidur
Apa kabar ayah di sana, bunda? 

Sudah dua hari aku sakit, sakit yang tak kutahu penyebabnya apa
aku hanya bisa meringkuk dalam kamar, berdiripun aku tertatih
tapi bunda, aku harus bisa berjalan sendiri, walau ingin dimanja, disuapi seperti dulu
di sini, aku tak punya siapa-siapa (maksudku yang seperti dirimu)
aku rindu padamu bunda
sayang, kita sama-sama di tanah perantauan
Bunda, terkadang aku benci dengan jarak

Berada di sini tanpa siapa-siapa menyesakkanku dalam remang
tapi jangan khawatir bunda. Itu dulu, dulu saat pertama tinggal di kota ini
aku tak memiliki siapa-siapa
hanya saja, meskipun sekarang memiliki beberapa teman yang baik, tetap saja menyesakkan saat sakit begini tanpa bunda
aku sangat merindukanmu bunda.

Bunda, doakan aku agar cepat sembuh,
agar ngilu yang menjalar di sekujur tubuhku mereda
agar pening yang memenuhi kepalaku berhenti sakit
agar panas yang mendidih dalam darahku kembali normal
agar dingin yang membuatku meringkuk kembali hangat
doakan aku bunda
agar aku bisa setabah dirimu


---------
pic taken by google
14 Okt_16
Ainhy Edelweiss

Kutitip Surat untuk Orang Terhebatku





Di antara megahnya senja ini   


Kudengar sayup-sayup melambai 


Suara klakson akan kemacetan 


Lantunan adzan merdu mengingatkanku


Akankah hal itu bisa kudengar lagi 


Sementara engkau sudah mendahuluiku 


Ayah, suara lantunanmu tak lagi kudengar 
 

Menjelma di telinga setiap waktu 


Aku menyayangimu tapi engkau milik Dia


_____

Ditulis oleh Yuki
10 Okt_16


Aku Ingin... Ingin Memelukmu




Tak ada senja pun tak ada hujan
biasanya, kedua hal itu menyeruakkan kembali kenangan-kenangan masa lalu
aku masih seperti biasa
menyibukkan diri dengan imaji
tak kusangka alunan musik bisa seperti senja
memunculkan kembali kenangan di permukaan ingatan
Aku ingat senyum Ayah yang bijak
atau masakan Ibu yang menyengat
sedang apa mereka saat ini, aku tak tahu
kubiarkan alunan musik mengalir begitu saja
menyesap setiap kenangan yang perlahan muncul kembali
Aku ingin... ingin sekali memeluk
memeluk Ayah dan Ibu
sekali lagi, keinginan itu bagaikan meraih benda di balik jurang
bertemu seseorang di balik kaca
menatap cahaya bulan di malam hari
sendu... hanya bulir-bulir air mata memeluk malamku saat ini


-----------
04 okt_16
pict taken by google


REINKARNASI

Mimpi itu sudah mati!
Raib bersama kepergianmu 

Aku mati ditelan mimpi tanpa tujuan
Demi kau, aku rela menukar mimpiku. 

Sudah tiga tahun, aku berjalan bagaikan mayat,
Tanpa mimpi.
Rasanya memang sesak, semakin sesak sejak kepergianmu

Tak ada penyesalan telah merangkai mimpi bersamamu, tak ada.
Kini aku bereinkarnasi, terlahir kembali seperti bayi dari rahim kedukaan

Aku memang baru belajar, merangkak, berjalan tertatih-tatih
Menggapai-gapai asa di langit

Aku bereinkarnasi, terlahir kembali
Untuk mimpi-mimpi meski tanpamu
------
03 Oct_2016

Tertawai Hidupmu!

Pada sorot matamu yang tajam, namun meneduhkan
aku bercerita banyak hal tentang, hariku yang buruk

Kau bukan lelaki yang dalam sekejab
menawarkan pundaknya untuk kusandari

Kau biarkan tubuhku bersandar pada udara
Hanya sorot matamu yang mengisyaratkan
supaya aku tegar

Kulanjutkan kilahku dalam bercerita
aku terdiam beberapa jenak dalam jeda
menunggu sepatah kata dari bibirmu

Aku bertanya tentang,
apa yang harus kulakukan

Katamu, dengan pandangan sorot mata itu
"Tertawalah, tertawai hidupmu."

Hanya itu,
kalimatmu menggantung di langit-langit kamar
kau pergi dalam tawa yang nyaris tak kudengar

------------
30 Sept_16

Sampah Imajinasi

Ada kenangan yang tak perlu diumbar

Ada kisah yang tak perlu diceritakan

Ada air mata yang tak perlu dikeluarkan

Ada hati yang menjerit tak perlu didengarkan

Karena terkadang, semuanya harus berakhir

di keranjang sampah imajinasi 

----------------

28 Sept_16

Hujan Mengguyur Senjaku

Riak-riak air terpercik ke segela arah
Suara rentetan klakson memekikkan telinga 


Seorang wanita mengangkat rok hingga tersingkap betisnya yang memutih
Buru-buru kualihkan pandanganku


Menatap pada langit diselimuti awan hitam
Sore ini seharusnya menjadi sore yang manis


Ku ajak dia menatap langit jingga di bibir pantai Losari
aku menggurutu terjebak dalam kemacetan


Sayang, maafkan aku...
Kali ini tak kutepati janjiku,


Lagi...
Hujan mengguyur senjaku

Ayolah Sayang, Pejamkan Matamu

Aku meringis pada malam sepi
tanpa sakit, tanpa cela
suara tik tok keyboard menyerupai mesin tik
memecah keheningan
aku melawan diriku sendiri
susah betul mengaturnya

Aku menatap pada layar
terdiam untuk saat yang lama
tanganku kaku, suara tik tok itu terhenti
jari-jemariku tidak lelah
aku kehabisan ide, namun suara riuh masih bergelayut di kepala
susah betul mendiamkannya

"Ayolah sayang, pejamkan matamu"

----------

28 Sept_16

Memilih Diam

By: Bebhen fivefoot



Mungkin saya akan menjadi manusia yang  sangat bodoh waktu itu 
Karena alasan yang tak kumengerti, 
dunia terasa hening sejenak, 
tak ada suara maupun peristiwa, 
malaikat peri pun datang menyapaku seperti layaknya dogeng ibu Saat mata kita akan tertutup. 
Saya sadar ini lumayan sulit 
karena waktunya lebih singkat dari lampu merah saat hijau dijalan, 
tapi semoga jalan ini selalu hijau,
layaknya mencari rezeki yang setia, 
yang telah dijanjikan oleh doa-doa dan permohonan sebelum mata kita tertutup,
saya ingin menenun dedaunan agar kita bisa berteduh dibawahnya, 
semoga saat itu hujan turun dan kita berputar-putar hingga 360 derajat berkali-kali, 
dan ini terjadi disaat hujan reda dan menanti pelangi waktu itu. 
Ku ingin cerita ini terus berulang dan bersambung, 
alurnya pun kadang lupa pulang, karena kamu salah satu impian yang ku imingkan 
walau saat ini kumenyukaimu dalam diam...

---------
27 Sept_16

Member of Stiletto Book Club

Komunitas Blogger Makassar

Komunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri

Member of Warung Blogger

Warung Blogger

Member of Blogger Perempuan

Member Hijab Blogger

Free "Care" Day

Free "Care" Day