"Rindu adalah terjemahan kata-kata yang terkekang dalam tubuh yang getah. Dipinjamkan jalan, hujan, dan mata bagi kisah cintah Ibu dan Ayah. Kabarnya di jauh sebelum kata-kata menemukan bentuk, puisi-puisi ibu tersusun dari angguk, kerjapan, dan senyum-senyum. Ialah Ayah, bahasa yang diam-diam membentuk dirinya ke sudut-sudut bibir ibu." hal. 11
Judul: Surat Cinta Untuk Makassar
Kurator: Asia Ramli Prapanca, Aslan Abidin, Shinta Febriany
Penerbit: De La Macca (Anggota Ikapi)
ISBN: 978-602-263-111-8
Tebal: i-173
Cetakan I: September 2016
#31HariBerbagiBacaan
".... aku bangga,
menjadi bagian dari sukmamu.
yang mengapungkan gairah panas dingin.
seperti pohon beringin
yang meliuk di Karebosi...."
Aku merasa beruntung berjodoh dengan buku ini saat perayaan Festival Eight Makassar kemarin. Buku ini sangat sesuai dengan minat bacaku khususnya puisi dan cerpen.
Buku "Surat Cinta Untuk Makassar" merupakan kumpulan puisi dan cerpen dari 42 penulis dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Dalam setiap puisi yang aku baca, selalu menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan adat, budaya khususnya Makassar. Setiap penulis dalam puisi seakan membawa pembaca ikut merasakan setiap kenangan yang dilalui di kota ini. Bagaimana pesona Losari, rumah adat, Rotterdam, kepedihan, cinta, tertuang dalam sebuah puisi yang menurutku tak lepas dari pesan-pesan moral.
Membacanya, aku nggak hanya merasa terhibur dengan luapan rasa dan kisah dalam buku ini, namun mengajak pembaca untuk mengenal lebih jauh tentang kota daeng. Tak perlu jauh-jauh mengagumi kisah cinta di negeri dongeng, melalui buku ini aku bisa terkagum-kagum dengan alur kisah baik orang terdahulu ataupun kisah penulis itu sendiri. Seperti puisi Sepasang Kekasih mengamati Kota karya Al-Fian Dippahatang, Yang Kelak Rindu Rindukan karya Azure Azalea, atau Balada Cinta di Ujung Jurang karya Yusuf Panrita.
Ada 24 puisi yang kesemuanya sangat menarik bagiku termuat dalam buku ini. Kesemuanya sangat mengasyikkan untuk dibaca, mengundang kembali kenangan bagi yang pernah melalui tempat-tempat itu di Makassar, dan menjadi pengetahuan baru bagi yang belum pernah mengunjunginya. Khususnya pesona pantai Losari yang paling banyak menjadi latar dalam puisi ini, namun memiliki torehan rasa masing-masing.
"..... kita berjanji sekali lagi mengikat jemari
saling bertaut sampai laut sampai maut
aku lelaki datang dari laut berpantang surut
mencintaimu sampai datang maut. Sumpah para pelaut" hal. 18
Oiya nggak hanya puisi romance berbalut nilai sejarah, namun ada juga beberapa puisi yang memberikan sindiran yang menurutku cukup menohok para pembaca.
".......Makassar dan segenap tanda tanya
adalah sebuah kota dengan muslihat
cinta dan kuasa diaduk tanpa hormat.
Di Kota ini, tersimpan segenap tanya.
Masihkah kita tega merawat luka dengan kuasa?" hal. 31
Yang nggak kalah serunya selain puisi dalam buku ini, terdapat 21 cerpen yang tak lepas dari nilai-nilai budaya kota Makassar. Semua kisah dalam cerpen ini sangat menarik bagiku. Ada kisah cinta yang memilukan, kerakusan seorang lelaki mencari harta karun melalui mimpi dengan menggali tanah, tarian cenning rara, suasana di pantai Losari, dan masih banyak lagi. Kisah yang terdapat dalam buku ini kembali mengingatkanku tentang kampung halaman yang sarat dengan adat dan mistis akan budaya. Jika disuruh memilih, cukup susah bagiku, karena semuanya memiliki alur masing-masing yang tak luput dari pesan moral yang disampaikan dalam cerpen di buku ini.
"Aku menangis jika melihat Losari yang telah dihilangkan." hal. 77
Salah satu cerpen yang membuatku terbawa emosi yaitu cerpen karya Faisal Oddang, dimana seorang perempuan yang bekerja di rumah Arung Latoa, tak terbayang saat bagaimana perempuan yang ternyata bisu itu harus terenggut keperawanannya. Bagaimana seorang perempuan bisu bisa membela dirinya? ah, sampai sekarang aku masih terbayang-bayang setelah membaca kisah ini akan kelanjutannya.
Untuk cerpen yang pesan moralnya paling menohok pembaca, ialah karya Didin Daeng Ronrong "Mereka Melarang Sangkala Menjadi Bissu". Sesakti apapun seorang anak, dan bagaimanapun ia memiliki tugas yang harus diemban, semuanya akan sia-sia jika meninggalkan kedua orangtuanya dalam gusar apalagi sudah renta. Aku berhenti sejenak saat membaca kisah ini.
Bagi kamu yang pecinta puisi dan cerpen apalagi yang sarat dengan nilai budaya dan mengandung pesona suatu daerah terutama kota Makassar, aku menyarankan untuk membaca buku ini.
Hanya sedikit saran kepada penerbit, untuk memperbaiki beberapa kata yang typo juga ada beberapa kalimat yang tanpa spasi. Secara kesuluruhan buku ini sangat menarik untuk di baca.
"....Biar Oktober datang, dan September telah menuntaskan rindunya." hal. 3
Salam Literasi :) dan selamat membaca :)
Keren para penulis makassar membuat kompilasi karya ya, mba. semoga selalu semangat menebarkan kebaikan lewat karya2.
BalasHapusiya mba :)
Hapus