[REVIEW] ANNE OF WINDY POPLARS

"Seketika aku jatuh cinta pada rumah itu. Tentu bisa kau rasakan, ada rumah-rumah yang langsung memikat hatimu begitu kau melihatnya pertama kali dan entah kenapa, kau pun tak bisa menjelaskannya." hal. 19


 Judul: Anne of Windy Poplars
Penulis: Lucy M. Montgomery
Penerjemah: Yarmanto
Penerbit: Qanita
Cetakan 1: Oktober 2009
Tebal: 440 halaman
ISBN:  978-602-8579-01-8
Reading challenge #31HariBerbagiBacaan


Blurb

Kali ini, Anne datang ke Summerside sebagai kepala sekolah menengah, terpisah jauh dari sang kekasih, Gilbert Blythe. Karier pertama Anne sebagai kepala sekolah tak mulus. Dia ditentang keluarga Pringle, "trah bangsawan" Summerside, yang menginginkan salah satu keluarga mereka sebagai kepala sekolah, mulai dari kenalan Jen Pringle memimpin teman-temannya membangkan dan menghina Anne, hingga Mary Pringle yang hanya memikirkan kecantikannya.

Namun, Anne tak menyerah. Dengan keceriaan dan keberaniannya, dia mengubah kehidupan banyak orang. Membantu Jarvis dan Dovie kawin lari, melumerkan hati keluarga Pringle dengan informasi rahasia, menguak kutukan Tomgallon, hingga mengantarkan Elizabeth kecil ke hari esok. Kehadiran Anne di Summerside bagaikan sinar mentari yang mencerahkan dan menumbuhkan Summerside. Akankah Anne melupakan rencananya bersama Gilbert?
------------------------------------------------------------------

Awal membaca novel Anne aku sedikit terkecoh dengan cara penulis meletakkan sudut pandang dalam novel ini. Aku mengira sudut pandang yang digunakan adalah pelaku pertama, dimana Anne bercerita tentang segala kehidupannya, namun setelah mengikuti alur dalam kisah ini, baru aku tahu kalau sudut pandang yang digunakan adalah pelaku ketiga yang serba tahu. Meskipun penulis menggambarkan seolah-olah Anne yang menjadi pelaku utama.

Pertama kali membaca karya Lucy M. Montgomery,  Anne of Windy Poplars merupakan kelanjutan novel serial Anne yang ke empat. Jadi, untuk kisah Anne yang pertama sampai ketiga aku belum baca. heheh Tapi, aku jatuh cinta dengan tokoh ini. 

Novel ini berkisah tentang Anne yang pertama kali menjalani karirnya sebagai kepala sekolah di Summerside. Tempat yang sangat asing bagi Anne. Awal menjajakan kaki di Summerside, Anne mencari tempat tinggal untuk disewa. Beberapa pemilik kontrakan menolak Anne.

"Tapi aku tak suka memerintah murid dengan menyebabkan ketakutan. Aku ingin murid-muridku menyayangiku." hal. 63

Windy Poplars adalah sebuah rumah kontrakan yang menarik perhatian Anne. Di sana Anne menjadi salah satu penghuni baru Windy Poplars yang menurutnya adalah sebuah rumah yang indah dan suasananya seperti Green Gables. Anne disambut oleh dua janda penghuni Windy Poplars, Bibi Kate yang tak menyukai novel, Bibi Cathy yang justru menyukai novel dan Rebecca Dew yang tentunya bertanggungjawab di dapur. Anne membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan penghuni lain yang masing-masing memiliki karakter yang berbeda. Terutama Anne harus menjaga perasaan Rebecca Dew untuk tidak terlalu menyayangi kucing meski sebenarnya hanya Dusty Miller, kucing peliharaan Bibi Cathy yang bisa menghibur Anne.

Tantangan di Summerside adalah keluarga Pringle, keluarga bangsawan yang mendominasi Summerside. Anne merasa tidak dihargai oleh keluarga Prigle. Terlebih saat salah satu keluarga Pringle gagal menjadi kepala sekolah. Sebagai kepala sekolah yang baru, Anne mau tak mau harus menghadapi murid-muridnya yang kebanyakan dari keluarga Pringle. Terutama Jen Pringle. Siswi yang sebenarnya cantik tapi sangat memusuhi Anne. Hmm.. kalau aku jadi Anne, lantas mengajar di sekolah terus dikerjain habis-habisan sama murid-muridku sendiri, sanggup nggak yah aku bertahan?

"Biasanya orang yang paling kubenci di dunia ini adalah orang yang merusakkan ujung penaku." hal. 68
Aku ketagihan membaca kisah Anne. Selalu ada hal-hal baru yang membuatku kagum dengan karakter Anne. Dia gadis periang, penuh mimpi dan tentunya semangat. Anne bahkan memiliki seorang teman kecil bernama Elizabeth. Tanpa Anne, Elizabeth tak akan bertemu dengan ayahnya dan keluar dari lingkar hidupnya yang kelam, Katherine sang wakil kepala sekolah yang super judes, miss Ellen penghuni Mapleburst, dan masih banyak tokoh-tokoh lain yang belum aku sebutkan.

oh iya ada beberapa adegan lucu dalam novel ini yang mengusir kejenuhanku saat merasa bosan membaca. Yaitu saat Anne menghadiri acara makan malam salah satu keluarga Pringle. 

Lalu bagaimana cara Anne agar menaklukkan keluarga Pringle? Apakah Anne memilih berhenti menjadi kepala sekolah? Saat di Summerside Anne terlibat dalam kehidupan di Windy Poplars, Elizabeth, keluarga Pringle dan juga karirnya. Hmm apakah ia bisa kembali ke Green Gables dan bersatu dengan Gilbert kekasihnya?

Oiya membaca novel ini seakan-akan pembaca akan menjelma sebagai Gilbert. Gilbert kekasih Anne yang membaca surat-surat Anne. Ini merupakan pengalaman pertamaku membaca dengan alur dan sudut pandang yang unik di novel ini.

Latar tempat yang digunakan membawa imajinasi kita pada keindahan pulau Prince Edward yang terletak di Londond. Pembaca juga akan mengenal model fashion klasik di Inggris.

Hal yang membuatku greget saat baca novel ini yaitu penulis tidak menceritakan perihal Gilbert, tentang bagaimana dia, pendapat dia. Seolah Gilbert tokoh yang silent. Namun, secara keseluruhan aku menyukai novel ini dengan karakter tokoh utama yang membuatku jatuh cinta.

Bagi kamu yang menyukai tokoh berkarakter periang, penuh semangat, dan mimpi aku saranin untuk baca buku ini. Yang udah baca selamat bernostalgia :) 

"Jangan sampai kita tumbuh terlalu tua dan bijak... jangan, jangan jadi terlalu tua dan jangan terlalu konyol untuk menghayalkan sebuah negeri dongeng." hal. 139

0 komentar:

Posting Komentar

Member of Stiletto Book Club

Komunitas Blogger Makassar

Komunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri

Member of Warung Blogger

Warung Blogger

Member of Blogger Perempuan

Member Hijab Blogger

Free "Care" Day

Free "Care" Day