[CERBUNG, PART 4] My First Journey


JAKARTA. Aku nggak pernah menyangka akan menginjakkan kakiku di ibu Kota. Masih kuingat sebuah pertanyaan saat aku di kantor Tekomsel kemarin saat penerimaan hadiah mengikuti EduHol Goes to Sydney. "Tempat terjauh yang pernah kamu datangi apa?" Saat aku ditanyai hal tersebut, aku hanya diam dan tersenyum. Dalam hati aku menjawab, "Makassar." Yah Makassar, sebagai orang yang cukup introvert, aku belum pernah bepergian ke tempat jauh karena beberapa hal.

Setibanya di Bandara Soekarno Hatta, aku berdecak kagum. Semua yang kulihat seolah-olah memiliki daya tarik. Mungkin karena ini pertama kali bagiku. Jakarta, aku begitu penasaran dengan kota ini, tempat di mana para pejabat tinggi tinggal, para artis-artis melambungkan karirnya, pun para orang-orang yang kurang beruntung mengadu nasib di sini.

Aku dan Pak Bambang dijemput oleh salah satu karyawan Stargate. Sebuah jasa traveling yang bekerjasama dengan Telkomsel. Kami menuju sebuah hotel tempat pembukaan acara sekaligus pelepasan dari Telkomsel. Selama perjalanan, pandanganku tidak pernah lepas di balik kaca jendela mobil. Kupikir, di Jakarta hanya ada gedung-gedung pencakar langit, namun saat perjalanan menuju hotel Ibis, kami melewati jalan yang ditumbuhi rerumputan hijau dan pohon-pohon, bahkan suasananya seperti di kampung sendiri. 

Kurang lebih tiga puluh menit kami sampai di Hotel. Aku sangat nerveous. Selama pengurusan passport, kami dipertemukan oleh peserta lain melalui group whats'up dan aku hanya mengenal beberapa nama yangs sering eksis di group itu. Namanya Rahmah, salah satu peserta yang juga berasal dari Sulawesi tapi bagian Kendari. Di banding peserta lain, aku lebih akrab dengan Rahmah di WA. Namun, saat sampai di hotel, aku belum bertemu dengan Rahmah.

Sebelum memasuki meeting room, aku melakukan registrasi. Di sana, aku bertemu langsung dengan Bu Mary dan Pak John. Ternyata mereka sangat ramah. Setelah registrasi, aku diberikan jaket, bag travel, dan uang saku. Wow! Dan yang paling menarik bagiku adalah uang sakunya dalam AUD Australia.

Aku mengamati sekelilingku, beberapa dari peserta baru tiba di hotel, beberapa yang lainnya berbincang-bincang. Seorang perempuan yang kuduga lebih muda dariku datang menghampiriku. Namnya Dina. Dia sangat ramah dan gaul. Dalam sekejab kami akrab. Memang seharusnya aku beradaptasi. 

Acara pelepasan oleh Bu Linda (VP SME and Sales Management) berjalan lancar. Aku sangat menikmati momen yang berharga itu. Setelah foto bersama, kami bersiap-siap menuju bandara lagi. Dan kali ini, kami akan naik pesawat Air Asia. Perjalanan membutuhkan waktu berjam-jam, sebelum ke Autralia, kami harus transit di Malaysia. Dan ini adalah kejutan lain dari perjalananku ke Jakarta. Untuk pertama kalinya aku akan menginjakkan kaki di Malaysia. Di sana kami akan isterahat selama empat jam, lalu melanjutkan penerbangan ke Australia.

Perjalanan kali ini berbeda. Kami berombongan. Aku dan dua puluh tiga peserta lainnya berasal dari universitas yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya sudah aku kenal, namun belum terlalu akrab. Proses imigrasi lebih ketat dari sebelumnya. Semua barang bawaan mesti dicek baik-baik. Dan aku merasa sedikit lega karena tidak terlalu gugup untuk naik pesawat yang kedua kalinya. Dan sekali lagi, aku mendapat kursi dekat jendela lagi. Dari sini, aku bisa melihat leluasa lautan awan di sekitar pesawat. 

Kami tiba di Malaysia saat  malam tiba, mungkin sekitar pukul 07.00
Perjalanan lumayan melelahkan. Duduk selama berjam-jam ternyata membuat badanku sakit. Tapi, perasaan itu terbayar saat kami sampai di Malaysia. Namun, ada pengalaman yang kurang menyenangkan saat tiba di negeri Jiran ini. Salah satu petugas imigrasi memperlakukan rombongan kami kurang sopan bahkan mengira kami rombongan TKI. What? TKI? Cukup miris memang. Tapi ada hikmah di balik kejadian ini. Pak John utusan Telkomsel yang akan menemani kami selama di Australia membesarkan hati kami. Agar suatu saat, kami bisa membuktikan kepada mereka untuk menyesali telah memandang negeri kami sebelah mata.

Well, setelah dinner dan bersiap-siap, kami melanjutkan perjalan ke Australia. Perjalanan yang sudah aku tunggu-tunggu. Aku merogoh secarik kertas di dalam tasku. “Aussie, I’m Coming.”

0 komentar:

Posting Komentar

Member of Stiletto Book Club

Komunitas Blogger Makassar

Komunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri

Member of Warung Blogger

Warung Blogger

Member of Blogger Perempuan

Member Hijab Blogger

Free "Care" Day

Free "Care" Day