JAKARTA. Aku nggak pernah
menyangka akan menginjakkan kakiku di ibu Kota. Masih kuingat sebuah pertanyaan
saat aku di kantor Tekomsel kemarin saat penerimaan hadiah mengikuti EduHol
Goes to Sydney. "Tempat terjauh yang pernah kamu datangi apa?" Saat aku ditanyai
hal tersebut, aku hanya diam dan tersenyum. Dalam hati aku menjawab, "Makassar."
Yah Makassar, sebagai orang yang cukup introvert, aku belum pernah bepergian ke
tempat jauh karena beberapa hal.
Setibanya di Bandara Soekarno
Hatta, aku berdecak kagum. Semua yang kulihat seolah-olah memiliki daya tarik.
Mungkin karena ini pertama kali bagiku. Jakarta, aku begitu penasaran dengan
kota ini, tempat di mana para pejabat tinggi tinggal, para artis-artis
melambungkan karirnya, pun para orang-orang yang kurang beruntung mengadu nasib
di sini.
Aku dan Pak Bambang dijemput oleh
salah satu karyawan Stargate. Sebuah jasa traveling yang bekerjasama dengan Telkomsel.
Kami menuju sebuah hotel tempat pembukaan acara sekaligus pelepasan dari
Telkomsel. Selama perjalanan, pandanganku tidak pernah lepas di balik kaca
jendela mobil. Kupikir, di Jakarta hanya ada gedung-gedung pencakar langit,
namun saat perjalanan menuju hotel Ibis, kami melewati jalan yang ditumbuhi
rerumputan hijau dan pohon-pohon, bahkan suasananya seperti di kampung sendiri.
Kurang lebih tiga puluh menit kami
sampai di Hotel. Aku sangat nerveous. Selama pengurusan passport, kami
dipertemukan oleh peserta lain melalui group whats'up dan aku hanya mengenal
beberapa nama yangs sering eksis di group itu. Namanya Rahmah, salah satu
peserta yang juga berasal dari Sulawesi tapi bagian Kendari. Di banding peserta
lain, aku lebih akrab dengan Rahmah di WA. Namun, saat sampai di hotel, aku
belum bertemu dengan Rahmah.
Sebelum memasuki meeting room,
aku melakukan registrasi. Di sana, aku bertemu langsung dengan Bu Mary dan Pak
John. Ternyata mereka sangat ramah. Setelah registrasi, aku diberikan jaket,
bag travel, dan uang saku. Wow! Dan yang paling menarik bagiku adalah uang
sakunya dalam AUD Australia.
Aku mengamati sekelilingku,
beberapa dari peserta baru tiba di hotel, beberapa yang lainnya
berbincang-bincang. Seorang perempuan yang kuduga lebih muda dariku datang
menghampiriku. Namnya Dina. Dia sangat ramah dan gaul. Dalam sekejab kami akrab.
Memang seharusnya aku beradaptasi.
Acara pelepasan oleh Bu Linda (VP
SME and Sales Management) berjalan lancar. Aku sangat menikmati momen yang
berharga itu. Setelah foto bersama, kami bersiap-siap menuju bandara lagi. Dan
kali ini, kami akan naik pesawat Air Asia. Perjalanan membutuhkan waktu
berjam-jam, sebelum ke Autralia, kami harus transit di Malaysia. Dan ini adalah
kejutan lain dari perjalananku ke Jakarta. Untuk pertama kalinya aku akan
menginjakkan kaki di Malaysia. Di sana kami akan isterahat selama empat jam,
lalu melanjutkan penerbangan ke Australia.
Perjalanan kali ini berbeda. Kami
berombongan. Aku dan dua puluh tiga peserta lainnya berasal dari universitas yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya sudah aku kenal, namun belum terlalu
akrab. Proses imigrasi lebih ketat dari
sebelumnya. Semua barang bawaan mesti dicek baik-baik. Dan aku merasa sedikit
lega karena tidak terlalu gugup untuk naik pesawat yang kedua kalinya. Dan sekali lagi, aku
mendapat kursi dekat jendela lagi. Dari sini, aku bisa melihat leluasa lautan
awan di sekitar pesawat.
Kami tiba di Malaysia saat
malam tiba, mungkin sekitar pukul 07.00
Perjalanan lumayan melelahkan.
Duduk selama berjam-jam ternyata membuat badanku sakit. Tapi, perasaan itu
terbayar saat kami sampai di Malaysia. Namun, ada pengalaman yang kurang
menyenangkan saat tiba di negeri Jiran ini. Salah satu petugas imigrasi
memperlakukan rombongan kami kurang sopan bahkan mengira kami rombongan TKI.
What? TKI? Cukup miris memang. Tapi ada hikmah di balik kejadian ini. Pak John
utusan Telkomsel yang akan menemani kami selama di Australia membesarkan hati
kami. Agar suatu saat, kami bisa membuktikan kepada mereka untuk menyesali
telah memandang negeri kami sebelah mata.
Well, setelah dinner dan
bersiap-siap, kami melanjutkan perjalan ke Australia. Perjalanan yang sudah aku
tunggu-tunggu. Aku merogoh secarik kertas di dalam tasku. “Aussie, I’m Coming.”
0 komentar:
Posting Komentar