Penulis: Dy Lunaly
Penerbit: Grasindo
ISBN: 9786023757077
Tebal: 243 Halaman
Cetakan 1: Oktober 2016
MyRate: 3.5/5
BLURB:
Setiap benda akan patah. Termasuk hati. Walau sudah delapan tahun berlalu, hati Illa masih patah dan jiwanya rusak. Sampai detik ini dia masih tidak memiliki kepercayaan diri untuk kembali berurusan dengan cinta. Bukan tanpa alasan, dia takut untuk kembali terluka, mental dan fisik.
Illa menjalani hidupnya dengan membuka sebuah toko bernama My Ex-Boyfriend di sudut jalan Braga. Toko yang menarik perhatian banyak orang karena tokonya khusus menjual barang pemberian dari mantan. My Ex-Boyfriend tidak pernah sepi membuat hidupnya cukup sibuk dan untuk sesaat dia berhasil melupakan sesuatu yang bernama cinta.
Hingga seorang pria tidak sengaja hadir dalam hidupnya.
Mungkinkah hati yang tidak hanya sudah patah melainkan berderai mampu kembali utuh?
Mungkinkah rasa percaya yang sirna karena pengalaman buruk mampu kembali untuk percaya?
Pada akhirnya, akankah tragedi menghasilkan bahagia?
***
"Dalam hidup nggak ada cinta yang mudah dan manis kayak di film-film. Semua yang berhubungan dengan cinta pasti rumit dan sering menghadirkan sakit. Tapi seandainya kita jatuh cinta sama orang yang tepat kerumitan dan rasa sakit itu worth it untuk diperjuangin." Hal. 126
Seorang perempuan yang memiliki toko My-Exboyfriend, sebuah toko yang diawali oleh blog dan tentunya dilatarbelakangi oleh trauma yang dimiliki oleh si pendiri toko tersebut. Uniknya, toko ini bukan toko biasa seperti butik, food, and anything for shopping. Toko My-Exboyfriend adalah toko khusus menjual barang-barang pemberian sang mantan, entah itu karena putus dengan mantan atau apapun asal benda kenangan dari sang mantan.
Nama perempuan itu Illa. Trauma masa lalu telah membuatnya menutup hati kepada siapapun. Bukan hanya sekedar patah hati atau luka batin yang merusak kepercayaannya untuk jatuh hati kembali, akan tetapi perlakuan sang mantan di masa lalu benar-benar membuat Illa menjadi sangat paranoid. Setelah beberapa lama dalam keterpurukan, Illa berinisiatif mendirikan toko My-Exboyfriend yang dulunya hanya sebuah blog untuk mencurahkan isi hatinya. Meskipun Illa telah menemukan sesuatu untuk menyibukkan diri, tetap saja luka di hatinya belum sembuh.
Tak jauh dari tempat itu, ada sebuah kafe yang selalu didatangi Illa, di sana, Illa selalu memesan menu favoritnya, Mochacino dan aglio olio. Illa tidak pernah menyadari keberadaan seorang pria yang selalu memerhatikannya saat berada di kafe. Illa baru menyadari keberadaan pria itu saat ia mengunjungi toko Illa dan memesan semua album yang tidak bisa dikelolah oleh Illa. Pria yang diam-diam menyimpan perasaan kepada Illa. Namun, saat hati Illa mulai tersentuh oleh perhatian pria tersebut, Illa menjauh. Akankah Illa mampu melupakan trauma masa lalu yang membuatnya paranoid? Apalagi Danang, pria masa lalu berani mengancam keselamatan Illa.
"Sekalipun kita sudah membuang atau menjualnya, kenangan selalu menemukan cara untuk kembali. Dan tidak juga pada ingatan karena seharusnya kita belajar untuk melupakannya. Jadi, di mana kita menyimpannya?"
***
Ini merupakan kedua kalinya bagiku membaca karya Dy Lunaly setelah My Wedding Dress. Buku pertama yang aku baca memang membuatku jatuh cinta kepada penulisnya. Buku kedua pun semakin menarik. Ada persamaan yang aku baca dari karya Dy, tokoh utamanya perempuan, berkisah seputar kisah cinta dan tentunya tak terlepas dari sebuah kenangan.
Membaca buku ini, readers akan digiring untuk menyelami kisah Illa yang memiliki trauma berat. Perlakuan Danang yang bukan hanya menyisakan luka batin, tetapi Danang telah menggunakan kekerasan. Untuk ukuran perempuan seperti Illa memang sangat wajar mengalami trauma seperti ini.
Illa sebagai tokoh utama tidak terkesan manja, justru readers akan menemukan sosok ini sebagai perempuan yang mandiri, dan mengelola emosinya dengan baik, malah sampai membuka toko di jalan Braga. Oiya tempat ini menjadi latar utama dalam kisah Illa. Aku penasaran seperti apa tempat ini yang menjadi objek wisata kota Bandung.
Aku juga nge-fans dengan tokoh si pria yang diam-diam memerhatikan Illa. Agak berat juga sih meyakinkan Illa tentang perasaannya, sementara trauma yang dimiliki Illa justru memiliki efek terhadap pria itu. Kak Dy seperti biasa dalam karya-karyanya selalu membuat readers bertanya-tanya dari awal membaca buku ini. Seperti memberitahukan sesuatu, namun sengaja menyembunyikannya.
"Seperti inikah rasanya ditemani oleh seseorang? Saling diam dan seakan tidak melakukan apapun bersama tapi ada perasaan hangat yang menemani karena waktu itu dihabiskan bersama." Hal. 83
Selain tokoh di atas, beberapa karyawan Illa juga hadir sebagai pelengkap cerita. Aku salut dengan Dira, karyawan Illa yang selalu memberi motivasi. Juga kehadiran kak Reza, sepupu Illa yang rela menunda pernikahannya demi melindungi Illa dari Danang yang dianggap monster.
Bahasa yang digunakan sangat ringan, sangat cocok dibaca bagi readers penyuka romance. Apalagi bagi yang menyimpan kenangan di masa lalu, atau mungkin trauma yang nggak mau hilang.
Oiya aku hanya merasa sedikit kurang srek dengan bahasa yang di pakai pria pemilik kafe, meskipun tipe cowok idaman, bahasa yang digunakan terasa formal, kata "saya" sementara Illa "aku" membuatku sedikit ganjal saat membaca novel ini. Dan untuk trauma yang dimiliki Illa mungkin akan lebih menarik jika penulis memberikan detail tentang penyakit/trauma dengan menghubungkan ke dunia medis untuk kasus yang dialami Illa.
Overall, aku sangat suka buku ini. Bagaimanapun penulis mencoba menyampaikan pesan tersirat tentang bagaimana menyikapi kenangan, #tsaaah
Selain trauma dengan mantan, akankah Illa mampu menghadapi kenangan lain setelah kematian kedua orangtuanya?
Mungkin nggak yah si pria pemilik kafe dan mantan arsitek itu menyerah setelah perlakuan Illa yang terlau paranoid?
so, bagi teman-teman buruan yuk baca bukunya, hhehe :)
"Hidup itu nggak ada yang namanya nggak ada resiko, nggak ada konsekuensi atau kemungkinan buruk. Selalu ada masanya kita sedih, stres, bahkan mungkin kita jenuh..." Hal. 211
Happy Reading all readers :)
_______
Typo Detected
...Tapi, karena dia memang dia suka. Hal. 30 (double "dia" terasa ganjil)
SABTU DAN AKU bangun kesiangan. Hal. 71 (maksudnya?)
baisa=biasa hal. 85
ngapin=ngapain hal. 234
0 komentar:
Posting Komentar