Agak berat rasanya jika kita tinggal jauh dari kampung dan terpisah dari orangtua. Apalagi, saat ini aku sedang homesick. Hanya bisa memendam rindu , seperti air di bendungan, rindu semakin ganas ingin menjebol bendungan itu.
Selama beberapa hari, aku terbaring karena sakit, nggak tau kenapa bisa sakit, selama ini hanya stay di kosan dan juga nggak pernah hujan-hujanan. Kata Yuki, aku sering begadang. Memang sih, sudah menjadi kebiasaan. Tapi, selama beberapa hari itu benar-benar menyiksaku. Tak hanya ngilu yang menjalar ke seluruh tubuh, pening tak henti-hentinya menjangkiti kepalaku. Untuk berdiri saja sangat susah. Belum lagi saat aku merindukan perhatian mama. Wajar kan, merindukan perhatian itu?
Bukan bermaksud untuk mengeluh, selama beberapa hari aku sangat drop. berdiam diri dalam kamar adalah pilihan satu-satunya. Sesekali Yuki memeriksa keadaanku. Beruntung banget memiliki teman-teman yang lumayan perhatian saat sakit. Aku teringat di hari kedua saat sakitku memuncak. Yuki dan Fay membelikan jeruk juga makanan. Sayangnya, aku nggak lahap memakan makanan dari mereka, pertama nafsu makan yang menurun, kedua sariawan yang memerih di bibir. Jangan ingatkan aku tentang meminum obat karena aku sangat tidak suka minum obat.
Semuanya berawal dari sariawan. Kelihatannya memang tidak parah. Namun, lingkar sariawan itu tepat mengenai ujung gigi taringku. Sehingga saat aku mengatupkan bibirku, seketika rasa sakit tak terperi menjalar ke seluruh tubuh. Untuk pertama kali, aku menderita sariawan yang sangat sakit. Mungkin karena bertumpu dengan gigi taringku. Sejak hari itu, aku jarang bicara, senyum pun sangat susah. Terkadang, aku berfikir, mungkin ini ganjaran dari sesuatu yang kuucapkan dan mungkin pernah menyakiti hati seseorang. Entahlah.
Semangat membacaku ikut nge-drop, juga keinginanku untuk menulis sirna seketika. Yang bisa kulakukan hanya berbaring. Dan saat-saat seperti itu, aku hanya ingin menonton. Yah, sudah lama aku tidak pernah menonton film. Padahal, biasanya aku sering nonton film western dan anime. Aku meminta seorang teman untuk men-copy filmya, dan aku pun mendapat copy-an film western. Aku sangat terhibur saat menonton film "Walking Dead". Sebenarnya, aku tertarik untuk mereview film ini, hanya saja, aku ingin fokus mereview buku dulu. Oiya sedikit cerita tentang Walking Dead. Film ini menceritakan suatu kehidupan dimana zombie meraja lela di Atlanta. Rick, seorang sheriff yang baru terbangun dari koma, terpaksa menelan kenyataan yang mengerikan. Sekumpulan mayat hidup berjalan dan tak segan memangsa manusia. Aku sangat terhibur saat menonton film ini. Selain karena setting ceritanya yang membuat penonton deg-degan, kisah cintanya yang dramatis juga menguras emosional penonton. Hmm.. apa jadinya jika Rick mengetahui kalau Lori penah menjalin hubungan dengan sahabatnya sendiri, Shane. Saat semua mengira Rick sudah meninggal.
Aku cukup terhibur dan alhamdulillah, keadaanku membaik meskipun belum pulih total. Andai saja sariawan itu nggak tumbuh dekat dengan gigi taringku, mungkin aku nggak akan merasakan ngilu di sekujur tubuh, juga panas dingin yang tiba-tiba. Hari ini, untuk pertama kali setelah beberapa minggu vakum, aku mengikuti orientasi MAKES di mesjid al-Markas untuk menjadi member. Salah satu English Community di kota ini. Tadinya, aku masih enggan untuk keluar, namun MAKES make me move. hehehe
Acara orientasinya lumayan seru. Aku selalu berbinar-binar saat melihat perkumpulan pemuda yang sangat antusias. Berbagai pemikiran dan ide muncul dari mereka yang belum terlintas dalam benakku. Oiya di orientasi tadi, ada satu member yang bercita-cita ingin menjadi presiden! Duh, aku lupa namanya. Yang jelas, dari penuturan katanya, aku sangat kagum. Thats big dream. Semoga saja terwujud.
Seperti biasa, aku hanya memerhatikan dalam diam. Lagi lagi tak banyak yang bisa kuceritakan tentang mereka. Yang pasti, setiap yang kutemui, selalu memberi arti entah itu apa. Dan setiap yang kulewati selalu terasa berharga. Yah, perasaanku seperti seseorang yang baru keluar dari hutan.
Oiya tulisan ini juga salah satu wadahku untuk melatih kebiasaan menulis. Jika kalian sempat membaca tulisan-tulisanku di blog, jangan segan-segan untuk memberi saran yah. :)
"Rapunzel terbangun dari mimpi buruknya. Dibalik jendela yang usang, dia menatap bulan sabit yang terhalang sedikit awan pekat. Dia menyeka ujung matanya yang berair, entah itu air mata kesedihan karena kesepiannya atau rindu yang bergejolak. Rapunzel kembali memandangi bulan sabit, sekilas. Lalu kembali dalam mimpinya. Berharap, esok ibunya tidak lagi memintanya mengeluarkan cahaya di rambut indahnya."
Recomended to read [CERBER] My Boarding House Part 1 "THREE TIN"
Happy reading :)
-------
pict taken by google
homesick itu wajar kok kalau sekali-kali datang, kan lagi jauh dari orang tua.. ^^
BalasHapusTapi datangnya sesekali saja.. hehe
hehhe iyya sis, skrg lg homesick bgt T.T
Hapus