Kau adalah mata,
Aku air matamu
("Kepada Puisi" - Joko Pinurbo)
"Dibalik sisi kelam seorang perempuan bahkan perlacur sekalipun pasti memiliki kisah dan sisi lain yang membuat kita terperangah".
Hello teman-teman, apa kabarnya? Semoga kalian selalu baik-baik selalu yah...
Kali ini aku ngepost buku dari Maman Suherman, pasti kalian udah tau penulisnya kan? Kalau nggak aku bocorin sedikit deh. Maman Suherman atau kerap disapa kang Maman adalah salah satu pemain acara lawakan di stasiun TV, "Indonesia Lawak Klub", berasal dari Makassar. Selanjutnya baca sendiri yah biografinya. Hehehe...
Bagiku, buku ini sangat menarik untuk dibaca. Bagimana tidak, kisah Re: mengungkapkan fakta-fakta kehidupan kelam seorang perempuan yang memiliki profesi sebagai pelacur! Apalagi jika profesi itu sebagai pelacur lesbian.
Bukan hal tabuh lagi bagi kita jika mendengar profesi ini. Kebanyakan orang akan men-judge profesi ini sangat kotor bahkan hina. Nggak salah juga sih dengan pandangan ini, apalagi jika membahas persoalan agama. Tapi, bagaimana sih sebenarnya cerita dibalik profesi ini? Apakah hanya sekedar pemenuhan hasrat semata? Atau terdesak karena himpitan hidup yang makin keras?
Jawabannya bermacam-macam.
Di novel Re: mengisahkan seorang perempuan berprofesi pelacur lesbian. Dimana Re: harus menjalani hidupnya dibawah tekanan mami Lani. Seorang germo yang paling disegani saat itu. Bukan tanpa sengaja Re: bertemu dengan Herman. Dia adalah seorang mahasiswa yang tengah menyelesaikan skripsinya dengan melakukan sebuah penelitian. Karena backgroundnya seorang mahasiswa kriminologi.
Hampir dua tahun Herman mengamati selut beluk kehidupan seorang Pelacur. Dan selama penelusurannya, ia bertemu dengan Re:. Seorang gadis Sunda yang berparas cantik.
Meski membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mendekati Re: akhirnya Herman dapat kesempatan untuk mengenal Re:. Dan sejak itulah Herman mau tidak mau ikut menyelam dalam dunia Re:.
Lalu apa kaitannya dengan skripsinya?
Karena profesi inilah yang memiliki sisi kriminalitas yang tinggi. Mulai dari seks, peredaran narkoba, para germo melakukan perdagangan manusia, para oknum yang juga terlibat, dan di tempat inilah Re: terjebak untuk satu alasan.
Bukan hanya Re:, perempuan-perempuan di luar sana mengalami hal yang sama. Bagi Herman, mereka terlihat baik di tampilan luarnya, tersenyum ramah pada pelanggan. Tapi, apakah tak ada kesedihan di balik senyum mereka? Tulisan ini bukan untuk membenarkan profesi pelacur, namun menyingkap sisi lain kehidupan sang pelacur. Bagi sebagian orang, mereka memiliki banyak uang. Mungkin itu benar. Tapi selebihnya ada ancaman dan gertakan jika mereka yang termasuk Re: mau melepaskan diri. Kekerasanlah yang menjadi mimpi buruk untuk setiap pelaku profesi ini.
Lalu mengapa Re: bisa sampai ditempat mami Lani dan menerima profesi ini? Sebagai pelacur lesbian pula.
Apa dan siapa Re: sesungguhnya?
Penasaran???
For readers silahkan baca sendiri bukunya yah. Hihi...
0 komentar:
Posting Komentar