Tere Liye

Hey manteman,  gimana harinya?  
Semoga baik-baik selalu yah. Mau tau kenapa judul post aku hari ini Tere Liye? 
Apa dia penulis favorit kamu?  Atau bahkan ngefans banget sama Tere Liye?  Tentunya bang Tere ini tulisannya memukau semua. Itu yang udah aku baca.

Hari ini aku mau share tentang pengalamanku mengikuti seminar Tere Liye. Sebelumnya kemarin aku udah curhat tentang event ikab dan class literatur kan. Hari ini event itu berakhir. Ditutup oleh seminar dari Tere Liye.

Novel pertama yang aku baca dari Tere Liye berjudul Sunset Bersama Rosie. Saat membaca novel itu boleh dibilang baper. Asli. Malah air mata ikut meleleh. Hihi
Setelah membaca bukunya, aku dilanda penasaran. Siapa sih sebenarnya Tere Liye?  Aku mengira dia itu perempuan. Eh cek per cek ternyata cowok. Hihi dan parahnya saat aku kepo tentang penulis buku ini, makin penasaran. Tau kan kenapa?  Yah karena bang Tere tidak mengekspos kehidupan pribadinya. Well,  aku hanya tau nama asli beliau.

Sekian lama penasaran, tibalah hari dimana aku bertemu secara langsung dengan sosok bang Tere. Melalui kegiatan yang diselenggarakan ikab unhas, aku mendapat kesempatan mengikuti acaranya.
Dan tau nggak butuh perjuangan ngikutin even ini. Pertama, my money nggak cukup, kedua ada bookfair diskon besar-besaran juga di hari yang sama. Saat my Flynn Rider bantu aku, aku sangat senang. Jujur yah aku sudah banyak merepotkan dia. Jika ada orang yang lebih mengerti hidup aku selain orang tuaku, dialah orangnya.

Aku dilema, mesti milih kegiatan mana yang mau aku ikuti. Apakah seminar yang juga ada program kelasnya dan dihadiri oleh kak Khrisna Pabicara (penulis Sepatu Dahlan)  atau ikut di event bookfair gramedia yang diskonnya gede banget. Jarang-jarang ada kesempatan seperti itu.
Akhirnya aku mutusin untuk ikut even ikab aja. Alasan pertamaku, aku mau belajar tentang literasi dari kak Khrisna. Kedua, seminarnya dibawakan oleh bang Tere Liye. Kapan lagi ketemunya. Hehehe

Tak sia-sia aku menghadiri kegiatan itu. Aku yang selama ini down banget and bingung gimana kedepannya, tiba2 dapat sesuatu yg berharga. Seolah mendapatkan kembali harapan lama yang hilang.
Kedua, penulis Khrisna Pabicara dan Tere Liye memiliki khas masing-masing. Dari sudut pandangku, mereka memiliki kesamaan dan mungkin juga bagi penulis lain. Bahwa menulis adalah sebuah hobby, menulis adalah proses yang panjang. Dibutuhkan ketekunan dan latihan untuk mengasah kemampuan.

Memang tidak mudah menulis, tapi solusi terbaik untuk menjadi penulis adalah menulis, menulis, dan menulis. Begitu kata kak Khrisna dan bang Tere.

Ada beberapa kisah dan quote yang dituturkan oleh bang Tere. Kisah yang diceritakan adalah kisah tiga bersahabat. Dari keduanya, yang paling berkesan bagiku adalah pohon kelapa. Ia tak pernah menjelajah dunia seperti penyu atau seperti burung pipih yang terbang berkeliling dunia. Ia pohon kelapa hanya berdiri kokoh di tepi pesisi pantai. Ketika ia lapuk, maka digantikan dengan tunas baru. Begitu seterusnya. Dan apa yang terjadi?  Kedua sahabatnya bertanya tentang apa yang sudah dilakukan. Sang pohon kelapa hanya tersenyum dan berkata, aku hanya berdiri di sini, tapi setiap buahku yang jatuh akan terpelintir ke laut, di bawah bersama ombak, hingga ia mencapai tempat-tempat jauh, lalu tumbuhlah kelapa baru di tempat itu, kemudian buahnya jatuh lagi, dibawa ombak laut, lalu mencapai tempat-baru. Begitu seterusnya.
Apa kata bang Tere? 

Pohon kelapa ibarat sebuah tulisan. Ia menjangkau tempat-tempat lain meski kita tetap di sini.

Inspiratif banget kan manteman? 
Dan ada satu hal yang sangat menantang bagiku dari bang Tere, bang Tere menantang setiap peserta yang "mau" menjadi penulis untuk menulis setiap seribu kata perhari di blog, atau media sosial lain. Tulislah selama seratus delapan puluh satu hari!  Dimulai hari ini.


Hari yang sangat menarik bagiku. Aku tergugah. Dan, berharap bisa menulis seribu kata perhari.
Dan hal lain yang menggembirakan adalah aku bisa ikut bookfair gramedia yang berdiskon sampai 70%. Sebelum-sebelumnya aku tak memikirkan lagi bookfair itu. Sebab, aku memilih event ikab. Dan hari ini adalah hari terakhir di bookfair. Saat pulang dari seminar, masih terlintas dibenakku tentang buku-buku itu. Tapi aku pasrah. I have no money. And you know what?  My friend came and said, "i want to go there buy books, i can lend my money for you". Aku sangat haru. Rasa-rasanya sebuah keajaiban.  Dan alhamdulillah aku bisa beli beberapa buku. Dan yang buat aku senang juga, bahwa temanku itu sudah tertarik membeli buku yang awalnya iseng-iseng ikut baca buku di kamarku.
Untuk hari ini, takkan ada kejadian Indah dan hal-hal lain tanpa kehendakNya. Thanks God!

(4 sept_16)

0 komentar:

Posting Komentar

Member of Stiletto Book Club

Komunitas Blogger Makassar

Komunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri

Member of Warung Blogger

Warung Blogger

Member of Blogger Perempuan

Member Hijab Blogger

Free "Care" Day

Free "Care" Day